Tuesday, November 6, 2018

laporan kalor pada perubahan wujud benda


KALOR PADA PERUBAHAN WUJUD BENDA
A.    LATAR BELAKANG
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor yang diserap atau dilepaskan suatu zat tidak hanya  menyebabkan perubahan suhu suatu zat tersebut, tetapi juga dapat menyebabkan perubahan wujud zat dari satu wujud menjadi wujud yang lain. Kemampuan untuk memindahkan kalor tersebut disebut dengan energi.
Banyak fenomena di alam yang menyangkut peristiwa tentang kalor pada perubahan wujud benda. Akan tetapi, banyak di masyarakat yang belum mengetahui tentang peristiwa  perpindahan kalor pada perubahan wujud benda tersebut. Selain itu, banyak juga di masyarakat yang belum mengetahui bagaimana proses terjadinya berbagai peristiwa yang terdapat di alam, seperti pada proses pembentukan awan, embun, dan sebagainya. Bahkan, masih banyak juga di masyarakat ataupun di lingkungan sekolah yang belum bisa menggunakan termometer. Di lingkungan sekolahpun masih banyak siswa yang mengalami kesalahan konsep tentang kalor. Hal ini sebagaimana yang pernah diteliti oleh Lestari,dkk (2015) yang menunjukkan bahwa persentase rata-rata siswa yang mengalami miskonsepsi terbanyak dintara empat  konsep yang ditelitinya adalah pada konsep kalor yaitu sebesar 16,44%.
Berdasarkan uraian di atas, dengan dilaksanakannya praktikum tentang percobaan kalor pada perubahan wujud benda ini, kita diharapkan dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang ada dengan memahami peristiwa kalor pada perubahan wujud benda serta apa saja faktor yang mempengaruhi terhadap perubahan wujudnya.

B.     TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan yang ingin dicapai pada Percobaan Kalor pada Perubahan Wujud Benda adalah untuk dapat mengetahui apa saja yang mempengaruhi perubahan wujud benda.
C.    LANDASAN TEORI
Besarnya kecepatan dasar untuk sistem yang tertutup pada hukum pertama termodinamika adalah sebesar:
dimana Q adalah kecepatan perpindahan kalor dan Wk  adalah kecepatan kerja panas yang dinyatakan dalam Joule per detik (J/s) atau Watts (W). Analisa dari proses perpindahan panas dapat dilakukan secara umum tanpa referensi proses kerja, walaupun perpindahan panas mungkin sesudah digabung dengan kerja pada analisa dari sistem yang nyata. Jika p dV  kerja hanya menurut pada kerja tersebut, kemudian persamaan 3.1 adalah
Persamaan 3.2 mempunyai dua kasus yang yang diketahui secara khusus:
Proses volume tetap:
Proses tekanan tetap:
Dimana H a U + pV  adalah entalpi, dan cv dan cp adalah panas spesifik kapasitas pada volume tetap dan tekanan tetap, dengan berturut-turut. Ketika bahan sebelum diproses adalah tanpa gesekan (sehingga V  tetap untuk setiap berbagai tekanan), dua panas spesifik adalah sama: Cv = cp a c. Bentuk yang tepat dari persamaan 3.2 kemudian
 Sistem yang memiliki gradient suhu, atau bila dua sistem yang suhunya berbeda disinggungkan, maka akan terjadi perpindahan energi. Proses dengan mana transpor energi itu berlangsung disebut sebagai perpindahan kalor. Apa yang ada dalam perpindahan, yang disebut panas (heat : juga disebut dangan istilah kalor), tidak dapat diukur dan diamati secara langsung, tetapi pengaruhnya dapat diamati dan diukur. Perpindahan panas dapat didefenisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut. Pemindahan panas konveksi menghasilkan pemindahan energi dari daerah yang suhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah (Soetyono, 2014).
Jumlah kalor yang diperlukan untuk melebur zat padat menjadi zat cair bergantung pada massa zat yang akan dilebur serta jenis zat. Besar kalor yang diperlukan memenuhi persamaan:
dengan m adalah massa zat yang dilebur (kg) dan L disebut kalor lebur zat (kal/kg atau J/kg). Pada dasarnya peleburan adalah pelepasan ikatan antar atom-atom penyusun zat padat menjadi ikatan atom-atom dalam wujud cair. Makin kuat ikatan antar atom dalam zat padat maka makin tinggi kalor yang diperlukan untuk meleburkan zat tersebut. Kalor yang diperlukan untuk meleburkan lilin atau mentega sangat kecil. Sebaliknya kalor yang diperlukan untuk meleburkan besi atau baja sangat besar. Misalnya, kalor total yang diperlukan untuk mengubah 500 g es yang bersuhu -5°C sehingga menjadi air yang bersuhu 25°C. Karena  kalor jenis es, ces = 2,108 J/g dan kalor jenis air cair = 4,184 J/g dan kalor lebur es adalah Les = 334 J/g, maka di sini ada tiga proses yang berlangsung, yaitu: (i) Memanaskan es dari suhu -5°C menjadi es bersuhu 0°C dengan kalor Q1.








(ii) Meleburkan es pada suhu 0°C menjadi air yang bersuhu 0°C dengan kalor Q2. (iii) Memanaskan air dari suhu 0°C menjadi air bersuhu 25°C dengan kalor Q3.

Gambar 3.1  Grafik Parubahan Suhu Terhadap   Waktu
(Abdullah,2016).
Kalor jenis zat (cv) adalah kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu satuan suhu pada volume konstan dengan kalor jenis air diambil 4.200 J/kg°C. Kemudian Q merupakan hasil kali dari daya dan waktu maka :
Dimana : P = Daya (Watt)
 t = Waktu (sekon)
Banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap. Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh Black. Oleh karena itu, pernyataan tersebut sering disebut Asas Black, secara matematis dapat ditiliskan :
(Mara, 2011).




D.    ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada Percobaan Kalor pada Perubahan Wujud Benda dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Percobaan Kalor pada Perubahan Suhu Benda
No
Alat dan Bahan
Fungsi
1
Gelas beker
Sebagai tempat memanaskan untuk es batu
2
Thermometer
Untuk mengukur perubahan suhu es batu
3
0,1 kg es batu
Sebagai objek pengamatan
4
Stopwatch
Untuk mengukur waktu peleburan pada es batu
5
Spiritus
Untuk memanaskan es batu
6
Neraca digital
Untuk mengukur massa es batu
7
Satu set statif
Untuk menjepit gelas beker

E.     PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja yang dilakukan pada Percobaan Kalor pada Perubahan Wujud Benda adalah sebagai berikut.
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.      Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.2 Susunan Alat dan Bahan Percobaan Kalor pada Perubahan Wujud Benda
3.      Menyiapkan gelas beker berisi 0,1 kg es batu dan mengukur suhunya.
4.      Memanaskan gelas beker dengan pembakar spiritus, mengaduk dan mengukur suhunya setiap 30 detik, sampai 5 menit.
5.      Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.

F.     METODE PRAKTIKUM
1.      Data Pengamatan
Data pengamatan pada Percobaan Kalor pada Perubahan Wujud Benda dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Data Pengamatan Percobaan Kalor pada Perubahan Wujud Benda
No
Waktu (s)
Suhu (°C)
Wujud benda
1
0
0
Membeku
2
30
3
Membeku
3
60
3
Membeku
4
90
3
Membeku
5
120
4
Melebur
6
150
7
Melebur
7
180
10
Melebur
8
210
15
Melebur
9
240
18
Melebur
10
270
21
Melebur
11
300
24
Mencair

2.      Analisis Data
a.       Menentukan ΔT pada saat T1
b.      Menentukan jumlah kalor (Q) pada saat T1


c.       Menentukan kalor lebur (L)
d.      Grafik hubungan antara waktu (t) dengan suhu (T)
 Gambar 3.3  Grafik Hubungan antara Waktu (t) dengan Suhu (T)

G.    PEMBAHASAN
Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat bisa terjadi karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor. Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau diturunkan.
Percobaan ini dilakukan dengan memanaskan es selama 300 detik (5 menit), dimana dalam setiap 30 detik diamati perubahan atau kenaikan suhu yang terjadi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa suhu es yang dipanaskan terus naik seiring dengan bertambahnya waktu. Suhu awal dari es pada awal pengamatan adalah 0°C. Pada selang waktu 30 detik pertama, suhu es naik menjadi 3°C. Suhu ini masih tetap konstan hingga waktu 90 detik. Setelah 120 detik, suhu air mengalami kenaikkan menjadi 4°C. Selanjutnya, pada waktu 150 detik, suhu air menjadi 7°C. Pada waktu 180 detik, suhu es kemudian menunjukkan 10°C. Pada waktu 210 detik, suhu es menjadi 14°C. Kemudian, pada waktu 240 detik, suhu es menunjukkan 18°C, dan pada waktu 270 detik, suhu es menjadi 21°C. Suhu es terus mengalami peningkatan, hingga pada waktu 300 detik, suhu es menjadi 24°C. Pada waktu ini, es telah melebur seluruhnya (mencair). Berdasarkan pengamatan tersebut, dapat dilihat bahwa antara selang waktu 30 detik pertama hingga 30 detik ke tiga, es masih tetap membeku. Sedangkan pada 30 detik ke empat hingga 30 detik ke sembilan, es berada dalam proses peleburan. Suhu es yang diperoleh tiap 30 detik terus naik , hingga akhirnya pada 30 detik ke sepuluh atau dalam waktu 5 menit, es telah mencair seluruhnya. Berdasarkan pengamatan tersebut, diperoleh hasil analis untuk besarnya kalor yang dibutuhkan es untuk melebur yaitu sebesar 836,8 J, sedangkan besarnya kalor lebur untuk mencairkan es tersebut diperoleh nilai sebesar 8368 J/kg. Berdasarksn grafik hubungan antara waktu dan suhu yang diperoleh, dapat dilihat bahwa semakin besar waktu yang tempuh oleh es dalam pemanasan, maka suhu dari es tersebut juga semakain besar.
Berdasarkan hasil yang diamati, diperoleh hasil bahwa pada masa peleburan atau proses perubahan wujud zat dari padat (es) ke cair, suhu es terus meningkat secara perlahan, dimana kalor yang dihasilkanpun juga semakin besar. Besarnya kalor suatu zat dipengaruhi oleh massa zat, kalor jenis, dan perubahan suhnya. Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yang ada, dimana seharusnya ketika sebuah benda sedang mengalami perubahan wujud, suhu benda tersebut tidak akan mengalami perubahan (suhu konstan) walaupun ada pelepasan atau penyerapan kalor. Ketidaksesuaian antara teori dan praktik dapat disebabkan oleh ketidakakuratan dalam pengamatan dan pengambilan data, misalnya termometer yang menyentuh dinding tabung yang dapat mempengaruhi terhadap kenaikkan suhu pada termometer yang diamati.


H.    PENUTUP
1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada pada Percobaan Kalor pada Perubahan Wujud Benda, dapat disimpulkan bahwa perubahan wujud benda dipengaruhi oleh kalor yang bekerja pada benda tersebut. Semakin besar kalor yang diberikan, maka akan semakin cepat benda tersebut untuk mengalami perubahan wujud.

2.         Saran
Saran yang dapat kami berikan pada pada Percobaan Kalor pada Perubahan Suhu Benda adalah sebagai berikut.
a.       Untuk laboratorium agar sekiranya melengkapi alat-alat percobaan yang masih kurang agar tidak saling meminjam antar kelompok pada saat praktikum berlangsung.
b.      Untuk asisten, pada saat menjelaskan teori percobaan agar lebih rinci lagi dijelaskan.
c.       Untuk praktikan agar lebih mempersiapkan diri lagi sebelum melaksanakan kegiatan praktikum agar tidak kebingungan pada waktu melakukan percobaan.










DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB.
Mara,I made dan Ida Bagus Alit. 2011. Analisa Kalitas dan Kuantitas Biogas dari Kotoran Ternak. Jurnal Keilmyan dan Terapan Teknik Mesin. Vol. 1(2). ISSN: 2088-088X.
Soetyono, Iskandar. 2014. Perpindahan Panas. Yogyakarta: Deepublish.



No comments:

Post a Comment