KONDUKSI
A. LATAR BELAKANG
Konduksi adalah proses perpindahan kalor di mana
panas mengalir mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya
rendah, tetapi massa zat penyusunya tetap. Perpindahan kalor secara konduksi
tidak hanya terjadi pada padatan saja tetapi juga pada cairan ataupun gas,
hanya saja konduktivitas terbesar pada padatan. Proses perpindahan kalor secara
konduksi bisa dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar
molekul (atom), di mana parikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan
menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.
Setiap bahan atau material mempunyai karakterisitik dan
sifat yang berbeda-beda. Karakteristik dan sifat-sifatnya tidak bisa diamati
secara langsung, sehingga perlu dialakukan percobaan untuk mengamati karakter
dan sifatnya. Setiap bahan pun juga memiliki sifat penghantaran panas yang
berbeda, ada yang bersifat konduksi, konveksi dan radiasi. Permasalahan pada
percobaan ini adalah untuk dapat mengetahui seberapa cepat dan seberapa besar
suhu yang dapat berubah pada sebuah bahan material, maka harus mengetahui
konduktivitas termal dari bahan tersebut dan untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi perpindahan
konduksi.
B.
TUJUAN
Tujuan percobaan konduksi adalah untuk mengetahui
peristiwa konduksi dan jenis bahan yang berpengaruh terhadap konduktivitas
bahan.
C.
LANDASAN TEORI
Dalam
proses perpindahan kalor secara konduksi terdapat laju hantaran kalor. Laju
hantaran kalor menyatakan seberapa cepat kalor dihantarkan melalui medium itu.
Terdapat besaran-besaran yang mempengaruhi dalam laju hantaran kalor yaitu luas
permukaan benda, panjang atau tebal benda, perbedaan suhu antar ujung benda dan
juga dipengaruhi oleh suatu besaran k yang disebut konduktivitas termal
(Holman, 1994). Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas
konduksi adalah berbanding dengan gradien suhu normal sesuai dengan persamaan
berikut ini yang disebut dengan hokum Fourier dan merupakan persamaan dasar
konduksi. Persamaan dasar konduksi :
.........................…………………..…....(1.1)
Sampai
saat ini banyak percobaan laju hantaran kalor konduksi hanya menghitung dengan
menggunakan persamaan yang sudah diketahui. Untuk percobaan yang menemukan
konsep laju hantaran kalor konduksi masih kurang dikembangkan, selain itu pada
percobaan yang banyak dilakukan sumber panas yang digunakan tidak memberikan
distribusi suhu yang merata pada material. Misalnya saat penggunaan pembakar
spiritus sebagai sumber panas, maka distribusi suhu yang diterima pada permukaan
material tidak merata. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu alat percobaan
untuk menemukan konsep laju hantaran kalor konduksi dengan distribusi suhu
(Rokhimi,2015).
Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang
bersuhu tinggi kedaerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat,
cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan
secara langsung. Panas atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan
suhu. Satuan SI untuk panas adalah
juole. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu
rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan dengan gerak acak
dari atom-atom atau molekul penyusunnya. Energi dalam ini
berbanding lurus terhadap suhu benda. Ketika dua benda dengan suhu berbeda
bergandengan, mereka akan bertukar energi internal sampai suhu kedua benda
tersebut seimbang. Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah energi yang tertukar.
Suhu adalah ukuran derajat panas atau
dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan
energy yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda
masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di
tempat berupa getaran. Makin tingginya energy atom-atom penyusun benda, makin
tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur, satuan suhu adalah
Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur (Supu,
2016).
Konduktivitas thermal suatu bahan dapat menyatakan sifat dari
bahan tersebut. Bahan dengan sifat konduktivitas thermal yang besar mempunyai
sifat penghantar panas yang besar pula. Begitupun sebaliknya, bila harga
konduktivitasnya kecil maka, bahan itu kurang baik sebagai penghantar panas
tetapi merupakan penyekat yang baik. Umumnya, bahan logam lebih besar konduktivitas
thermalnya daripada non logam. Guna mengetahui
karakteristik suatu logam dalam menghantar kalor maka, diperlukan perancangan
alat uji konduktifitas panas. Konduktivitas panas yang diartikan sebagai kemampuan suatu
materi untuk menghantarkan panas, merupakan
salah satu perameter yang diperlukan dalam
sifat karakteristik suatu material. Pada
kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan
atau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang
dibutuhkan sewaktu proses berlangsung (Sucipto, 2013).
D.
ALAT
DAN BAHAN
Alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan konduksi dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut.
Tabel
3.1.
Alat dan Bahan pada Percobaan Konduksi
No.
|
Alat
dan Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
3 set statif
|
Untuk menggantungkan batang logam
|
2.
|
Pembakar spirtus
|
Untuk memanaskan batang logam
|
3.
|
Korek api
|
Untuk membakar spirtus
|
4.
|
Batang tembaga
|
Sebagai alat untuk mengahntarkan panas
|
5.
|
Batang besi
|
Sebagai alat untuk menghantarkan panas
|
6.
|
Batang aluminium
|
Sebagai alat untuk menghantrakan panas
|
7.
|
Mentega
|
Sebagai objek pengamatan
|
8.
|
Penggaris
|
Untuk mengukur jarak metega
|
9.
|
Handphone / HP
|
Untuk menghitung waktu
|
E.
PROSEDUR
KERJA
Prosedur
kerja pada percobaan konduksi adalah sebagai berikut.
1.
Menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan.
2.
Merangkai alat
seperti pada Gambar 3. berikut.
Gambar 3. Rangkaian Peristiwa
Konduksi
3.
Meletakkan mentega
pada masing-masing batang logam dengan jarak 0,05 m, 0,07 m, dan 0,1 m.
4.
Menyalakan pembakar
spirtus bersamaan dengan menekan stopwatch untuk mengukur waktu yang diperlukan
masing-masing logam untuk melelehkan mentega.
5.
Mencatat waktu
ketika mentega pada masing-masing logam meleleh.
F.
METODE
PRAKTIKUM
1.
Data Pengamatan
Tabel
3.1. Bahan pada Percobaan Konduksi
No.
|
Bahan
|
Jarak
(m)
|
t
(s)
|
1.
|
Tembaga
|
0,05
|
12,02
|
0.07
|
21,19
|
||
0.1
|
36,6
|
||
2.
|
Alumunium
|
0,05
|
16,59
|
0.07
|
26,30
|
||
0.1
|
43,15
|
||
3.
|
Besi
|
0,05
|
19, 80
|
0.07
|
28,29
|
||
0.1
|
49,17
|
G.
PEMBAHASAN
Perpindahan kalor pada benda secara konduksi adalah perpindahan kalor atau
panas yang memerlukan perantara, dimana zat perantarannya tidak ikut berpindah.
Pada saat melakukan percobaan konduksi dengan membakar ujung besi, aluminium dan tembaga maka ujung besi, aluminium dan tembaga yang tidak dibakar ikut terasa
panas karena adanya perantara yaitu besi,aluminium dan
tembaga itu sendiri pada bagian tengahnya akan terasa panas sehingga perpindahan kalor pada saat
pengamatan adalah perpindahan kalor secara konduksi. Pada saat pengamatan perpindahan panas secara konduksi waktu yang dibutuhkan untuk
memindahkan panas juga berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan karena koefisien konduktivitas termal pada logam berbeda-beda,
semakin besar koefisien konduktivitas termal pada logam maka semakin cepat pula
laju perpindahan kalor pada benda tersebut sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
memindahkan kalor juga lebih singkat. Pada percobaan kali ini yang dilakukan dengan tiga pengamatan yaitu
pada bahan tembaga, alumunium, dan besi. Perlakuan pertama pada aluminium
dengan menggunakan jarak yang sama pada ketiga bahan yang di gunakan 0,05
m, 0,07 m, dan 0,1 m di peroleh waktu untuk melelehkan mentaga secara
berturut-turut yaitu 16,59 s
26,30 s dan 43,15. Pengamatan kedua pada
bahan tembaga dengan jarak yang sama pada bahan tembaga di peroleh waktu untuk
melelehkan mentega yaitu 12,02 s, 21,19 s, dan
36,6 s. Pengamatan ketiga pada
bahan besi dengan menggunakan jarak yang sama pada bahan tembaga dan alumunium
di peroleh waktu untuk melelehkan mentega yaitu 19, 80 s, 28,29 s, dan 49,17 s. pada saat
praktikum dengan menggunakan bahan yang berbeda, waktu yang dibutuhkan untuk
melelehkan mentega juga berbeda. Diantara ketiga logam yang paling cepat meleleh mentaga berturut turut adalah
tembaga, auminium dan besi. Hal ini dikarenakan konduktivitas termal pada setiap
bahan berbeda-beda, sehingga mempengaruhi laju perpidahan kalor. Semakin besar
konduktivitas suatu bahan maka semakin cepat laju perpindahan kalornya sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk melehkan mentega juga
memerlukan waktu yang tidak terlalu lama. Di mana nilai konduktivitas thermal pada bahan tembaga sebesar 385
watt.m/k, alumunium sebesar 205 watt.m/k, dan besi sebesar 73 watt.m/k.
Berdasaarkan data pengamatan dan analisis data yang mempengaruhi perpindahan
kalor secara konduksi dipengaruhi oleh empat
faktor yaitu koefisien konduktivitas termal, panjang stik atau batang,
luas penampang dan perbedaan suhu antar ujung batang.
A.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
1. Konduksi merupakan suatu proses perpindahan kalor secara
spontan tanpa disertai perpindahan partikel media karena adanya perbedaan suhu,
yaitu dari suhu yang tinggi kesuhu yang rendah.
2. Jenis
bahan berpengaruh terhadap konduktivitas bahan. Karena semakin besar
konduktivitas suatu bahan maka sifat penghantar panasnya pun semakin besar
pula. Begitupun sebaliknya, bila harga konduktivitasnya kecil maka, bahan itu
kurang baik sebagai penghantar panas tetapi merupakan penyekat yang baik.
2.
Saran
1. Untuk
laboratorium, agar kebersihan laboratorium tetetap terjaga.
2. Untuk
asisten, agar mengontrol jalannya praktikum.
3. Untuk
praktikan, agar tidak ribut pada saat praktikum sedang berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Sucipto, dkk. 2013. Analisa Konduktivitas Termal Baja ST-37 dan Kuningan. Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang. Jurnal
Momentum, Vol.9. No.1. ISSN : 0216-7395.
Supu, Idawati, dkk. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas pada
Material yang Berbeda. Pogram Studi Fisika, Fakultas Sains Universitas
Cokroaminoto Palopo. Jurnal Dinamika. Vol.07. No.1. ISSN : 2087-7889.
No comments:
Post a Comment