Friday, March 29, 2019

motivasi belajar

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT. yang telah membantu kelompok kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih jelas tentang Motivasi Belajar. Makalah ini memuat tentang ”komponen penting dalam belajar mengajar” dan sengaja dipilih karena untuk memenuhi tugas penulis. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada pembaca dan dapat membatu pembaca memahami lebih dalam tentang komponen belajar mengajar. walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Kendari, September 2019 Penyusun DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………. KATA PENGANTAR……………………………………………………… DAFTAR ISI………………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN………………………………………………... A. Latar Belakang……………………………………………… B. Rumusan Masalah…………………………………………… C. Tujuan Penulisan…………………………………………….. D. Manfaat Penulisan…………………………………………… BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….. A. Pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar…………………… B. Fungsi Motivasi dalam Belajar……………………………….. C. Bentuk-Bentuk Motivasi……………………………............... D. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar ............................... BAB III PENUTUP…………………………………………...…........... A. Kesimpulan…………………………………………………… B. Saran………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat guru berdiri dalam kelas dan memulai bercerita kepada murid-murid tentang mata pelajaran, tentunya guru berharap murid antusias dengan pelajaran yang diterangkannya. Guru menatap mata siswa satu persatu dan memperkirakan kemampuan mereka dalam menangkap bahan pelajaran yang diberikan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu pemberian motivasi kepada siswanya. Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat membentuk kebiasaan siswa senang belajar, sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat. Pada hakikatnya inti dari pendidikan di sekolah adalah proses belajar mengajar. Semua pihak yang tersangkut di dalamnya, baik kepala sekolah, guru, konselor, siswa, petugas lainnya maupun orang tua siswa sangat mengharapkan terjadinya proses belajar mengajar yang optimal. Terjadinya proses belajar yang optimal, diharapkan siswa akan mampu meraih prestasi yang tinggi. Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem pengajarannya, di sekolah juga mengupayakan terjadinya motivasi belajar. B. Rumusan Masalah 1. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. 2. Seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. 2. Untuk mengetahui besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. D. Manfaat Penulisan Diharapkan makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan secara praktis sebagai hasil dari pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi khususnya bidang ilmu kependidikan dan dapat menambah ilmu pengetahuan secara umum. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Motivasi Dan Motivasi Belajar Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald dalam H Nashar, 2004:39). Tetapi menurut Clayton Aldelfer dalam H.Nashar (20004:42) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya. B. Fungsi Motivasi Dalam Belajar Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan adanya motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi: 1. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan. Apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat menelurkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Di dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan mengarahkan serta memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, untuk itu guru perlu mengenal siswa dan mempunyai kesanggupan kreatif untuk menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Dalam hal ini Sardiman (1986 : 91-94) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain : 1. Memberi Angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan siswa. Angka-angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi juga banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin naik kelas saja. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati. Oleh karena itu guru harus mencari solusi bagaimana cara memberikan angka yang terkait dengan nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan, sehingga tidak hanya nilai kognitif saja, melainkan juga keterampilan dan efektifnya. 2. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut. 3. Saingan atau Kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi belajar siswa. Persaingan antar individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Memberi Ulangan atau Tes Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Yang harus diingat oleh guru jangan terlalu sering memberi ulangan, hendaknya bila akan ulangan harus diberitahukan terlebih dahulu. 5. Mengetahui Hasil Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya akan terus meningkat. 6. Pujian Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian merupakan bentuk motivasi yang positif. 7. Hukuman Hukuman sebagai bentuk motivasi yang negatif, tetapi kalau diberikan secara bijak dapat menjadi alat motivasi yang baik. 8. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri anak didik sehingga hasilnya akan lebih baik pula. 9. Minat Minat muncul karena ada kebutuhan. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai minat yang kuat. 10. Tujuan yang Diikuti Rumusan yang diikuti dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk belajar. C. Bentuk-Bentuk Motivasi Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Dengan demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut : 1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari. b. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. 2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan 3. Motivasi intrinsic dan ekstrinsik a. Motivasi Ontrinsik Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekadar symbol dan seremonial. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. D. Strategi Membangun Motivasi Belajar Menurut Catharina Tri Ani (2006:186-187) ada beberapa strategi motivasi dalam belajar antara lain sebagai berikut: 1. Membangkitkan minat belajar Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan Karena tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka.Cara lain yang dapat diberikan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari 2. Mendorong rasa ingin tahu Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, discovery inkuiri, diskusi, curah pendapat dan sejenisnya, merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa. 3. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian. 4. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa.Berdasarkan definisi-definisi para ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya. Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-anak didik kita akan merasa dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin B. Saran 1. Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut maka diharapakan penambahan fasilitas. 2. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku referensi. 3. Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad.1998. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta. Dimyati dan Mudjiono, 1994. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Djamarah, Syaiful Bahri. Drs. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rieneka Cipta. Hamalik, Oemar. 2003.Prosedur Beljar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara. Nashar. Drs. 2004. Peranan Motivasi Dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press. Sardiman, A.M.2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sudjana, Nana. 1996. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sunday, February 17, 2019

PENGERTIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat sehubungan dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan terhadap kemampuannya dalam menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian hulu maupun hilir demikian besarnya.
Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelembagaan (institutional arrangement).
Tidak optimalnya kondisi DAS antara lain disebabkan tidak adanya adanya ketidakterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan DAS tersebut. Dengan kata lain, masing-masing berjalan sendiri-sendiri dengan tujuan yang kadangkala bertolak belakang. Sulitnya koordinasi dan sinkronisasi tersebut lebih terasa dengan adanya otonomi daerah dalam pemerintahan dan pembangunan dimana daerah berlomba memacu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada.
Pengelolaan DAS terpadu dilakukan secara menyeluruh mulai keterpaduan kebijakan, penentuan sasaran dan tujuan, rencana kegiatan, implementasi program yang telah direncanakan serta monitoring dan evaluasi hasil kegiatan secara terpadu. Pengelolaan DAS terpadu selain mempertimbangkan faktor biofisik dari hulu sampai hilir juga perlu mempertimbangkan faktor sosial-ekonomi, kelembagaan, dan hukum. Dengan kata lain, pengelolaan DAS terpadu diharapkan dapat melakukan kajian integratif dan menyeluruh terhadap permasalahan yang ada, upaya pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam skala DAS secara efektif dan efisien.
1.2 Rumusan Masalah
            Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1.    Apa pengertian daerah aliran sungai?
2.    Apa pengertian pengelolaan DAS?
3.    Bagaimana pengelolaan sungai kaburaburana?
1.3. Tujuan
            Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.    Untuk mengetahui Pengertian Daerah Aliran Sungan (DAS)
2.    Untuk mengetahui Pengertian Pengelolaan DAS
3.    Untuk mengetahui Pengelolaan Sungai Kaburaburana

4.     
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh punggungpunggung bukit yang menampung air hujan dan mengalirkannya melalui saluran air, dan kemudian berkumpul menuju suatu muara sungai, laut, danau atau waduk. Karena air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai. DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit. Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow).
DAS dapat dibagi ke dalam tiga komponen yaitu: bagian hulu, tengah dan hilir. Ekosistem bagian hulu merupakan daerah tangkapan air utama dan pengatur aliran. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor dan pengatur air, sedangkan ekosistem hilir merupakan pemakai air. Hubungan antara ekosistem-ekosistem ini menjadikan DAS sebagai satu  kesatuan hidrologis. Di dalam DAS terintegrasi berbagai faktor yang dapat mengarah kepada kelestarian atau degradasi tergantung bagaimana suatu DAS dikelola.
2.2 Pengertian Pengelolaan DAS
Pada daerah aliran sungai terdapat berbagai macam penggunaan lahan, misalnya hutan, lahan pertanian, pedesaan dan jalan. Dengan demikian DAS mempunyai berbagai fungsi sehingga perlu dikelola.
Pengelolaan DAS merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, petani dan pemerintah untuk memperbaiki keadaan lahan dan ketersediaan air secara terintegrasi di dalam suatu DAS.
Dari namanya DAS menggambarkan bahwa ‘sungai’ atau ‘air’ merupakan faktor yang sangat penting dalam pengelolaan DAS karena air menunjang kehidupan berbagai makhluk hidup di dalamnya.
2.3. Pengelolaan Sungai Kaburaburana
https://asset.kompas.com/data/photo/2016/02/29/0714153DSCN3233780x390.JPG
Sungai yang berbentuk seperti anak tangga secara alami, yang berada di Kaburaburana, Desa Lawela Selatan, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra). Aliran sungai mengalir lembut di atas batu yang membentuk tingkatan seperti anak tangga. Pemandangan yang indah ketika air bening jatuh dari tingkatan yang pertama hingga tingkatan yang terakhir.
Permasalahan pokok yang mungkin dijumpai di dalam DAS adalah erosi dan degradasi lahan, kekeringan dan banjir, penurunan kualitas air sungai, dan pendangkalan sungai, danau atau waduk. Pemilihan teknologi untuk pengelolaan DAS tergantung pada sifat DAS yang mencakup tanah, iklim, sungai, bukit dan masyarakat yang ada di dalamnya.
2.3.1. Pengelolaan Hutan
Hutan mempunyai peranan penting dalam mengkonservasi DAS. Dengan semakin berkurangnya hutan, maka timbul berbagai masalah dalam pengelolaan DAS, karena hutan mempunyai sifat:
1.    Meredam tingginya debit sungai pada musim hujan, dan berpotensi memelihara kestabilan aliran air sungai pada musim kemarau
2.    Mempunyai serasah yang tebal sehingga memudahkan air meresap ke dalam tanah dan mengalirkannya secara perlahan ke sungai. Selain itu, lapisan serasahnya juga melindungi permukaan tanah dari gerusan aliran permukaan sehingga erosi pada tanah hutan sangat rendah.
3.    Mempunyai banyak pori makro dan pipa di dalam tanah yang memungkinkan pergerakan air secara cepat ke dalam tanah.
2.3.2. Pengelolaan Daerah Tangkap Air
Bentuk kegiatan pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam di pengelolaan daerah tangkap air diutamakan untuk meningkatkan produktivitas lahan dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi masyarakat dan sekaligus memelihara kelestarian ekosistem DAS. Kegiatan tersebut dilakukan melalui tataguna lahan (pengaturan tataruang), penggunaan lahansesui dengan peruntukannya (kesesuaian lahan, rehabilitasi hutan dan lahan yang telah rusak, penerapan teknik-teknik konservasi tanah, pembangunan struktur untuk pengendalian daya rusak air, erosi dan longsor
2.3.3. Peningkatan Daya Dukung Sungai
Pelaksanaan peningkatan daya dukung sungai dengan melaksanakan upaya pengendalian di instream (penggelontoran, penyediaan debit pemeliharaan, peningkatan kemampuan asimilasi sungai) dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengendalian di off-stream (pada sumber pencemar) melalui instrumen hukum maupun instrumen ekonomi di samping melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan kontrol sosial dari masyarakat.
2.3.4. Pemeliharaan Prasarana Pengairan
            Adapun Pemeliharaan Prasarana Pengairan yaitu:
1.    Melakukan pemeliharaan rutin, berkala dan perbaikan kecil untuk mencegah terjadinya kerusakan prasarana pengairan yang lebih parah.
2.    Melakukan perbaikan besar, rehabilitasi dan reaktifikasi dalam rangka mengembalikan atau meningkatkan fungsi prasarana pengairan.
3.    elakukan perbaikan sementara yang harus dilakukan secepatnya karena kondisi mendesak/darurat (karena kerusakan banjir dan sebagainya).
2.3.5 Pengendalian Banjir
Adapun pengendalian banjir yaitu:
1.    Melakukan pemantauan dan pengolahan data hidrologis, membuat prediksi iklim, cuaca dan banjir dengan menggunakan fasilitas telemetri dan bantuan simulasi komputer yang dihubungkan dengan basis data nasional dan internasional.
2.    Pengendalian banjir dilakukan melalui pengaturan operasi waduk untuk menampung debit banjir, dan pengaturan bukaan pintu air guna mendistribusikan banjir sehingga dapat dikurangi/dihindari dari bencana akibat banjir.


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh punggungpunggung bukit yang menampung air hujan dan mengalirkannya melalui saluran air, dan kemudian berkumpul menuju suatu muara sungai, laut, danau atau waduk.
Pengelolaan DAS merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, petani dan pemerintah untuk memperbaiki keadaan lahan dan ketersediaan air secara terintegrasi di dalam suatu DAS.
            Permasalahan pokok yang mungkin dijumpai di dalam DAS adalah erosi dan degradasi lahan, kekeringan dan banjir, penurunan kualitas air sungai, dan pendangkalan sungai, danau atau waduk. Hutan mempunyai peranan penting dalam mengkonservasi DAS. Dengan semakin berkurangnya hutan, maka timbul berbagai masalah dalam pengelolaan DAS.
            Bentuk kegiatan pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam di pengelolaan daerah tangkap air diutamakan untuk meningkatkan produktivitas lahan dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi masyarakat dan sekaligus memelihara kelestarian ekosistem DAS.
3.2. Saran
            Saran yang dapat saya ajukan yaitu Marilah kita mengelolah daerah aliran sungai dengan baik, sehingga sungai tidak menglami peluapan dan tidak terjadi banjir pada daerah aliran sungai.


DAFTAR PUSTAKA
Harto. 2008. Daerah Aliran Sungai dan Banjir. https://bebasbanjir2025. wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/mimpi-tentang-das. Diakses Pada Tanggal 01 Desember 2018.
Neke,D. 2016. Indahnya Aliran Sungai Ini seperti Melewati Anak Tangga. https://travel.kompas.com/read/2016/03/01/142100527/Indahnya.Aliran.Sungai.Ini.seperti.Melewati.Anak.Tangga. Diakses Pada Tanggal 01 Desember 2018.