perpustakaan fisika
Friday, March 29, 2019
motivasi belajar
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah membantu kelompok kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih jelas tentang Motivasi Belajar. Makalah ini memuat tentang ”komponen penting dalam belajar mengajar” dan sengaja dipilih karena untuk memenuhi tugas penulis.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada pembaca dan dapat membatu pembaca memahami lebih dalam tentang komponen belajar mengajar. walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Kendari, September 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...
A. Latar Belakang………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………
C. Tujuan Penulisan……………………………………………..
D. Manfaat Penulisan……………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..
A. Pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar……………………
B. Fungsi Motivasi dalam Belajar………………………………..
C. Bentuk-Bentuk Motivasi……………………………...............
D. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar ...............................
BAB III PENUTUP…………………………………………...…...........
A. Kesimpulan……………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat guru berdiri dalam kelas dan memulai bercerita kepada murid-murid tentang mata pelajaran, tentunya guru berharap murid antusias dengan pelajaran yang diterangkannya. Guru menatap mata siswa satu persatu dan memperkirakan kemampuan mereka dalam menangkap bahan pelajaran yang diberikan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu pemberian motivasi kepada siswanya.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat membentuk kebiasaan siswa senang belajar, sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat.
Pada hakikatnya inti dari pendidikan di sekolah adalah proses belajar mengajar. Semua pihak yang tersangkut di dalamnya, baik kepala sekolah, guru, konselor, siswa, petugas lainnya maupun orang tua siswa sangat mengharapkan terjadinya proses belajar mengajar yang optimal. Terjadinya proses belajar yang optimal, diharapkan siswa akan mampu meraih prestasi yang tinggi. Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem pengajarannya, di sekolah juga mengupayakan terjadinya motivasi belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
2. Seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
2. Untuk mengetahui besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan secara praktis sebagai hasil dari pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi khususnya bidang ilmu kependidikan dan dapat menambah ilmu pengetahuan secara umum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi Dan Motivasi Belajar
Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald dalam H Nashar, 2004:39). Tetapi menurut Clayton Aldelfer dalam H.Nashar (20004:42) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
B. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan adanya motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan. Apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat menelurkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan mengarahkan serta memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, untuk itu guru perlu mengenal siswa dan mempunyai kesanggupan kreatif untuk menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Dalam hal ini Sardiman (1986 : 91-94) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain :
1. Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan siswa. Angka-angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi juga banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin naik kelas saja. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati. Oleh karena itu guru harus mencari solusi bagaimana cara memberikan angka yang terkait dengan nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan, sehingga tidak hanya nilai kognitif saja, melainkan juga keterampilan dan efektifnya.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut.
3. Saingan atau Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi belajar siswa. Persaingan antar individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Memberi Ulangan atau Tes
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Yang harus diingat oleh guru jangan terlalu sering memberi ulangan, hendaknya bila akan ulangan harus diberitahukan terlebih dahulu.
5. Mengetahui Hasil
Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.
6. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian merupakan bentuk motivasi yang positif.
7. Hukuman
Hukuman sebagai bentuk motivasi yang negatif, tetapi kalau diberikan secara bijak dapat menjadi alat motivasi yang baik.
8. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri anak didik sehingga hasilnya akan lebih baik pula.
9. Minat
Minat muncul karena ada kebutuhan. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai minat yang kuat.
10. Tujuan yang Diikuti
Rumusan yang diikuti dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk belajar.
C. Bentuk-Bentuk Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Dengan demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan
3. Motivasi intrinsic dan ekstrinsik
a. Motivasi Ontrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekadar symbol dan seremonial.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
D. Strategi Membangun Motivasi Belajar
Menurut Catharina Tri Ani (2006:186-187) ada beberapa strategi motivasi dalam belajar antara lain sebagai berikut:
1. Membangkitkan minat belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan Karena tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka.Cara lain yang dapat diberikan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari
2. Mendorong rasa ingin tahu
Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, discovery inkuiri, diskusi, curah pendapat dan sejenisnya, merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
3. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
4. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa.Berdasarkan definisi-definisi para ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya. Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-anak didik kita akan merasa dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin
B. Saran
1. Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut maka diharapakan penambahan fasilitas.
2. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku referensi.
3. Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad.1998. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono, 1994. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri. Drs. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rieneka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2003.Prosedur Beljar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara.
Nashar. Drs. 2004. Peranan Motivasi Dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Sardiman, A.M.2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 1996. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sunday, February 17, 2019
PENGERTIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah
Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya
terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia
sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS di beberapa tempat di
Indonesia memikul beban amat berat sehubungan dengan tingkat kepadatan
penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya alamnya yang intensif
sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi DAS semakin menurun
dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi dan sedimentasi,
banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan terhadap kemampuannya dalam
menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian hulu maupun hilir
demikian besarnya.
Sebagai
suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi
biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan
terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian DAS
ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan
yang sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelembagaan (institutional
arrangement).
Tidak
optimalnya kondisi DAS antara lain disebabkan tidak adanya adanya
ketidakterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan DAS tersebut. Dengan kata lain, masing-masing berjalan
sendiri-sendiri dengan tujuan yang kadangkala bertolak belakang. Sulitnya
koordinasi dan sinkronisasi tersebut lebih terasa dengan adanya otonomi daerah
dalam pemerintahan dan pembangunan dimana daerah berlomba memacu meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada.
Pengelolaan
DAS terpadu dilakukan secara menyeluruh mulai keterpaduan kebijakan, penentuan
sasaran dan tujuan, rencana kegiatan, implementasi program yang telah
direncanakan serta monitoring dan evaluasi hasil kegiatan secara terpadu.
Pengelolaan DAS terpadu selain mempertimbangkan faktor biofisik dari hulu
sampai hilir juga perlu mempertimbangkan faktor sosial-ekonomi, kelembagaan,
dan hukum. Dengan kata lain, pengelolaan DAS terpadu diharapkan dapat melakukan
kajian integratif dan menyeluruh terhadap permasalahan yang ada, upaya
pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam skala DAS secara efektif dan
efisien.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini yaitu:
1.
Apa
pengertian daerah aliran sungai?
2.
Apa pengertian
pengelolaan DAS?
3.
Bagaimana
pengelolaan sungai kaburaburana?
1.3. Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.
Untuk
mengetahui Pengertian Daerah Aliran Sungan (DAS)
2.
Untuk
mengetahui Pengertian Pengelolaan DAS
3.
Untuk
mengetahui Pengelolaan Sungai Kaburaburana
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah
aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh punggungpunggung
bukit yang menampung air hujan dan mengalirkannya melalui saluran air, dan
kemudian berkumpul menuju suatu muara sungai, laut, danau atau waduk. Karena
air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang
lereng maka garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah
sungai. DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan
pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit. Parit tersebut
kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten
flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow).
DAS
dapat dibagi ke dalam tiga komponen yaitu: bagian hulu, tengah dan hilir.
Ekosistem bagian hulu merupakan daerah tangkapan air utama dan pengatur aliran.
Ekosistem tengah sebagai daerah distributor dan pengatur air, sedangkan
ekosistem hilir merupakan pemakai air. Hubungan antara ekosistem-ekosistem ini
menjadikan DAS sebagai satu kesatuan
hidrologis. Di dalam DAS terintegrasi berbagai faktor yang dapat mengarah
kepada kelestarian atau degradasi tergantung bagaimana suatu DAS dikelola.
2.2 Pengertian Pengelolaan DAS
Pada
daerah aliran sungai terdapat berbagai macam penggunaan lahan, misalnya hutan,
lahan pertanian, pedesaan dan jalan. Dengan demikian DAS mempunyai berbagai
fungsi sehingga perlu dikelola.
Pengelolaan
DAS merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, petani dan
pemerintah untuk memperbaiki keadaan lahan dan ketersediaan air secara
terintegrasi di dalam suatu DAS.
Dari namanya
DAS menggambarkan bahwa ‘sungai’ atau ‘air’ merupakan faktor yang sangat
penting dalam pengelolaan DAS karena air menunjang kehidupan berbagai makhluk
hidup di dalamnya.
2.3. Pengelolaan Sungai Kaburaburana
Sungai
yang berbentuk seperti anak tangga secara alami, yang berada di Kaburaburana,
Desa Lawela Selatan, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi
Tenggara (Sultra). Aliran sungai mengalir lembut di atas batu yang membentuk
tingkatan seperti anak tangga. Pemandangan yang indah ketika air bening jatuh
dari tingkatan yang pertama hingga tingkatan yang terakhir.
Permasalahan
pokok yang mungkin dijumpai di dalam DAS adalah erosi dan degradasi lahan,
kekeringan dan banjir, penurunan kualitas air sungai, dan pendangkalan sungai,
danau atau waduk. Pemilihan teknologi untuk pengelolaan DAS tergantung pada
sifat DAS yang mencakup tanah, iklim, sungai, bukit dan masyarakat yang ada di
dalamnya.
2.3.1. Pengelolaan Hutan
Hutan
mempunyai peranan penting dalam mengkonservasi DAS. Dengan semakin berkurangnya
hutan, maka timbul berbagai masalah dalam pengelolaan DAS, karena hutan
mempunyai sifat:
1.
Meredam
tingginya debit sungai pada musim hujan, dan berpotensi memelihara kestabilan
aliran air sungai pada musim kemarau
2.
Mempunyai
serasah yang tebal sehingga memudahkan air meresap ke dalam tanah dan
mengalirkannya secara perlahan ke sungai. Selain itu, lapisan serasahnya juga
melindungi permukaan tanah dari gerusan aliran permukaan sehingga erosi pada
tanah hutan sangat rendah.
3.
Mempunyai
banyak pori makro dan pipa di dalam tanah yang memungkinkan pergerakan air
secara cepat ke dalam tanah.
2.3.2. Pengelolaan Daerah Tangkap Air
Bentuk
kegiatan pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam di pengelolaan daerah
tangkap air diutamakan untuk meningkatkan produktivitas lahan dalam memenuhi
kebutuhan barang dan jasa bagi masyarakat dan sekaligus memelihara kelestarian
ekosistem DAS. Kegiatan tersebut dilakukan melalui tataguna lahan (pengaturan
tataruang), penggunaan lahansesui dengan peruntukannya (kesesuaian lahan,
rehabilitasi hutan dan lahan yang telah rusak, penerapan teknik-teknik
konservasi tanah, pembangunan struktur untuk pengendalian daya rusak air, erosi
dan longsor
2.3.3. Peningkatan Daya Dukung Sungai
Pelaksanaan
peningkatan daya dukung sungai dengan melaksanakan upaya pengendalian di
instream (penggelontoran, penyediaan debit pemeliharaan, peningkatan kemampuan
asimilasi sungai) dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengendalian di
off-stream (pada sumber pencemar) melalui instrumen hukum maupun instrumen
ekonomi di samping melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan kontrol
sosial dari masyarakat.
2.3.4. Pemeliharaan Prasarana Pengairan
Adapun
Pemeliharaan Prasarana Pengairan yaitu:
1.
Melakukan
pemeliharaan rutin, berkala dan perbaikan kecil untuk mencegah terjadinya
kerusakan prasarana pengairan yang lebih parah.
2.
Melakukan
perbaikan besar, rehabilitasi dan reaktifikasi dalam rangka mengembalikan atau
meningkatkan fungsi prasarana pengairan.
3.
elakukan
perbaikan sementara yang harus dilakukan secepatnya karena kondisi
mendesak/darurat (karena kerusakan banjir dan sebagainya).
2.3.5 Pengendalian Banjir
Adapun
pengendalian banjir yaitu:
1.
Melakukan
pemantauan dan pengolahan data hidrologis, membuat prediksi iklim, cuaca dan
banjir dengan menggunakan fasilitas telemetri dan bantuan simulasi komputer
yang dihubungkan dengan basis data nasional dan internasional.
2.
Pengendalian
banjir dilakukan melalui pengaturan operasi waduk untuk menampung debit banjir,
dan pengaturan bukaan pintu air guna mendistribusikan banjir sehingga dapat
dikurangi/dihindari dari bencana akibat banjir.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Daerah
aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh punggungpunggung
bukit yang menampung air hujan dan mengalirkannya melalui saluran air, dan
kemudian berkumpul menuju suatu muara sungai, laut, danau atau waduk.
Pengelolaan
DAS merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, petani dan
pemerintah untuk memperbaiki keadaan lahan dan ketersediaan air secara terintegrasi
di dalam suatu DAS.
Permasalahan
pokok yang mungkin dijumpai di dalam DAS adalah erosi dan degradasi lahan,
kekeringan dan banjir, penurunan kualitas air sungai, dan pendangkalan sungai,
danau atau waduk. Hutan mempunyai peranan penting dalam mengkonservasi DAS.
Dengan semakin berkurangnya hutan, maka timbul berbagai masalah dalam
pengelolaan DAS.
Bentuk
kegiatan pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam di pengelolaan daerah
tangkap air diutamakan untuk meningkatkan produktivitas lahan dalam memenuhi
kebutuhan barang dan jasa bagi masyarakat dan sekaligus memelihara kelestarian
ekosistem DAS.
3.2. Saran
Saran
yang dapat saya ajukan yaitu Marilah kita mengelolah daerah aliran sungai
dengan baik, sehingga sungai tidak menglami peluapan dan tidak terjadi banjir
pada daerah aliran sungai.
DAFTAR
PUSTAKA
Harto.
2008. Daerah Aliran Sungai dan Banjir. https://bebasbanjir2025. wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/mimpi-tentang-das.
Diakses Pada Tanggal 01 Desember 2018.
Neke,D.
2016. Indahnya Aliran Sungai Ini seperti Melewati Anak Tangga. https://travel.kompas.com/read/2016/03/01/142100527/Indahnya.Aliran.Sungai.Ini.seperti.Melewati.Anak.Tangga. Diakses Pada Tanggal 01 Desember 2018.
Saturday, December 22, 2018
laporan hukum archimedes dan interaksi dua benda bermuatan
HUKUM
ARCHIMEDES
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Fisika merupakan
salah satu ilmu dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada hakikatnya ilmu fisika
lahir dan berkembang dari hasil eksperimen. Dalam fisika terdapat dua hal yang
terkait dan tidak dapat dipisahkan, yaitu eksperimen dan telaah teori. Pada
dasarnya teori tergantung pada hasil eksperimen. Disisi lain eksperimen
dilakukan dengan berpedoman pada teori. Salah satu eksperimen yang jarang
dilakukan adalah masalah hukum Archimedes. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum
tentang prinsip pengapungan di atas benda cair yang ditemukan oleh Archimedes,
seorang ilmuwan Yunani yang juga merupakan penemu pompa spiral
untuk menaikkan air yang dikenal dengan istilah Sekrup Archimedes. Hukum
Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas suatu benda yang
dimasukkan ke dalam fluida atau zat cair.
Menurut Rahmawati (2017), dalam penelitiannya yang
meninjau tiga benda yang massanya berbeda, jika ditinjau dari bentuk benda
antara benda 1 dan 2 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Benda 1
lebih kecil dari benda 2 tetapi ketika dicelupkan dalam zat cair maka
ketinggian benda yang tercelup sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa massa jenis
benda 2 lebih kecil daripada benda 1.
Sedangkan benda 3 yang tercelup lebih banyak dalam zat cair memiliki massa
jenis lebih besar.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, banyak
fenomena-fenomena yang berhubungan dengan konsep dari hukum Archimedes. Salah
satu aplikasi dari hukum Archimedes adalah kran otomatis pada penampung air,
kapal selam, kapal laut, balon udara dan sebagainya. Dari aplikasi ini banyak
orang yang tidak mengetahui bahwa fenomena ini merupakan aplikasi dari hukum
Archimedes. Banyak yang belum mengetahui manfaat dari aplikasi hukum Archimedes
dan adanya kesalahan pemahaman tentang bunyi hukum Archimedes. Bahkan kita
sendiri tidak mengetahui secara menyeluruh apa yang menyebabkan contoh aplikasi
Archimedes dapat terjadi. Misalnya pada kapal laut kita tidak mengetahui hal
yang menyebabkan benda ini dapat terapung diatas permukaan air. Pada kapal
selam, kita tidak mengetahui apa yang menyebabkan benda ini dapat melayang
begitupun pada balon udara.
Berdasarkan masalah-masalah dan fenomena
tersebut, sangat penting dilakukan percobaan hukum Archimedes. Hal ini penting
agar kita dapat menyelidiki atau membuktikan mengenai pernyataan dari hukum
Archimedes dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Tujuan
Percobaan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan Hukum
Archimedes yaitu untuk membuktikan hukum Archimedes.
B.
LANDASAN
TEORI
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F dipahami
bekerja tegak lurus terhadap permukaan A:
Tekanan = …………………………………………..…
(11.1)
Konsep
tekanan terutama berguna dalam membahas fluida. Dari fakta eksperimental
ternyata fluida memberikan tekanan ke semua arah. Disetiap titik pada fluida
yang diam, besarnya tekanan dari seluruh arah tetap sama. Sifat penting lainnya
dari fluida pada keadaan diam adalah bahwa gaya yang disebabkan oleh tekanan
fluida selalu bekerja tegak lurus terhadap permukaan yang bersentuhan
dengannya. Menghitung secara kuantitatif tekanan zat cair dengan massa jenis
yang serba sama berubah terhadap tekanan. Satu titik yang berada di kedalaman h
di bawah permukaan zat cair (yaitu, permukaan berada di ketinggian h diatas
titik ini), seperti ditunjukkan pada Gambar 11.1 berikut.
Gambar 11.1 Menghitung Tekanan pada
Kedalaman h dalam Zat Cair
Tekanan yang disebabkan zat cair pada kedalaman h ini disebabkan
oleh berat kolom zat cair diatasnya. Dengan demikian gaya yang bekerja pada
luas daerah tersebut adalah , dimana Ah adalah volume kolom, adalah massa jenis zat cair (dianggap konstan) dan g
adalah percepatan garafitasi tekanan (Siskawati, 2008).
Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan fluida. Cairan adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat
padat.
Fluida diam adalah Zat alir yang tidak dalam kondisi bergerak. Contohnya air
dalam gelas dan air dalam bak mandi.
Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan massa dengan volume zat
tersebut. Secara matematis, massa jenis
dirumuskan sebagai berikut.
Dimana :
Gaya
gravitasi benda memiliki nilai yang tetap. Akan tetapi, zat cair memberikan
gaya yang arahnya ke atas. Gaya yang berarah keatas yang di kerjakan oleh zat cair pada benda yang menyebabkan berat
benda seakan-akan berkurang. Apabila sebuah batu ditimbang beratnya di dalam
air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan ketika sebuah batu ditimbang di udara (tidak di dalam air).
Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang
menekan batu ke atas. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang
diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya
gaya apung. Arah gaya apung ke atas, atau searah dengan gaya angkat yang kita
berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di
dalam air terasa lebih ringan.
Gambar 11.2 Gaya Apung
(Abidin,
2013).
Ketika benda dimasukkan dalam zat cair maka ada dua gaya arah vertikal
yang bekerja pada benda. Gaya pertama adalah berat benda yang arahnya ke bawah.
Gaya kedua adalah gaya angkat Archimedes yang arahnya ke atas. Berdasarkan
perbandingan kekuatan gaya tersebut maka akan dilihat tiga fenomena ketika
memasukkan benda dalam zat cair, yaitu tenggelam, melayang, dan terapung dengan
mencelupkan seluruh bagian benda ke dalam zat cair (Gambar 11.2). Benda akan
mengalami gaya angkat maksimum. Misalkan volume benda adalah V dan massa benda adalah m. Persamaan berat benda adalah
…………......…………...…………………………..…..(11.3)
Gaya angkat
maksimum yang dialami benda jika seluruh volume benda tercelup ke dalam zat
cair adalah
Dimana adalah massa jenis zat cair
Gambar 11.3 Benda yang Dicelupkan
Diketahui
bahwa, benda tenggelam jika berat benda lebih besar daripada gaya angkat
maksimum, benda melayang jika berat benda sama dengan
gaya angkat maksimum, dan benda terapung jika
berat benda lebih kecil daripada gaya angkat maksimum (Abdullah, 2016).
C.
METODE PRAKTIKUM
1.
Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang
digunakan pada percobaan Hukum Archimedes dapat dilihat pada Tabel 11.1
berikut.
Tabel 11.1
Alat dan Bahan Percobaan Hukum Archimedes
No
|
Alat
dan Bahan
|
Fungsi
|
1
|
Gelas
kimia
|
Sebagai wadah untuk menyimpan
air yang dipindahkan
|
2
|
Neraca
digital
|
Untuk mengukur massa gelas
kimia dan berat air yang dipindahkan.
|
3
|
Beban
(0,05 kg, 0,1 kg, 0,15 kg )
|
Sebagai beban untuk memberikan
gaya berat
|
4
|
Air
|
Sebagai objek pengamatan
|
5
|
Neraca
pegas
|
Untuk mengukur gaya berat di
udara dan di dalam air
|
6
|
Botol
plastik
|
Untuk
menampung air
|
7
|
Tabung pancuran
|
Sebagai wadah
untuk menampung air
|
2.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan Hukum
Archimedes adalah sebagai berikut.
a.
Menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan.
b.
Mengukur massa gelas kimia.
c.
Menyiapkan air dan memasukkan air ke dalam
tabung pancuran dengan menggunakan
corong.
d.
Meletakkan beban bermassa 0,05 kg pada neraca
pegas untuk menghitung gaya berat di udara.
e.
Menyelupkan
beban yang digantungkan pada neraca pegas untuk diketahui gaya berat dalam air
dengan meletakkan gelas kimia pada ujung corong gelas untuk menyimpan air yang
dipindahkan, kemudian mengukur berat air yang dipindahkan.
f.
Mengulangi
langkah (5-6) dengan massa benda 0,1 kg dan 1,5 kg.
g.
Mencatat hasil
yang diamati pada tabel data pengamatan.
D.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
a.
Data Pengamatan
Data pengamatan
pada percobaan Hukum Archimedes dapat dilihat pada Tabel 11.2 berikut.
Tabel 11.2 Data Pengamatan Percobaan Hukum Archimedes
No
|
m (kg)
|
Wu(N)
|
Wa(N)
|
Wair yang dipindahkan (N)
|
1
|
0,05
|
0,5
|
0,4
|
0,07
|
2
|
0,1
|
1
|
0,9
|
0,15
|
3
|
1,5
|
1,5
|
1,3
|
0,23
|
b.
Analisis Data
Menentukan
Gaya Apung untuk m = 0,05 kg
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat
dilihat pada Tabel 11.3 berikut.
Tabel 11.3 Analisis Data
Percobaan Hukum Archimedes
No
|
m (kg)
|
Wu (N)
|
Wa (N)
|
Fa
|
Wair yang dipindahkan (N)
|
1
|
0,05
|
0,5
|
0,4
|
0,1
|
0,07
|
2
|
0,1
|
1
|
0,9
|
0,1
|
0,15
|
3
|
1,5
|
1,5
|
1,3
|
0,2
|
0,23
|
2.
Pembahasan
Hukum
Archimedes adalah hukum yang menyatakan bahwa ketika sebuah benda seluruhnya
atau sebagian dimasukkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat
tekanan ke atas yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang didesak oleh
benda tersebut. Pernyataan dari Archimedes dapat diartikan bahwa gaya apung
yang bekerja pada sebuah benda sama dengan berat benda yang dipindahkan.
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan apabila diukur dalam air
daripada di udara karena di dalam air benda mendapat gaya ke atas sedangkan
ketika di udara benda memiliki berat yang sesungguhnya.
Percobaan hukum Archimedes dilakukan dengan dua perlakuan yaitu
dengan mengukur berat beban di udara dan mengukur berat beban di air dengan
menggunakan neraca pegas. Pengukuran berat ini digunakan tiga jenis beban yaitu
beban dengan massa 0,05 kg, 0,1 kg dan 1,5 kg. Berdasarkan data pengamatan
dapat diketahui bahwa berat beban di udara dengan massa 0,05 kg yaitu 0,5 N,
berat berat beban di dalam air 0,4 N dan berat air yang dipindahkan ke wadah
sebesar 0,07 N. Pada beban bermassa 0,1 kg diperoleh berat di udara sebesar 1
N, berat di air 0,9 N dan berat air yang keluar dari wadah sebesar 0,015 N.
Sedangkan untuk beban 1,5 kg diperoleh berat di udara sebesar 1,5 N, berat dalam
air 1,3 N dan berat air yang keluar wadah sebesar 0,023 N. Dari data ini
dapat diketahui bahwa berat beban yang diukur di udara lebih besar daripada
berat beban yang di ukur di dalam air. Hal ini sesuai dengan pendapat Archimedes.
Sedangkan untuk berat beban air yang dipindahkan atau keluar dari wadah hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin berat beban maka semakin besar berat air
yang dipindahkan. Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh besar gaya
apung dengan massa beban 0,5 kg sebesar 0,1 N, beban 0,1 kg sebesar 0,1 N, dan
beban 1,5 kg sebesar 0,2 N.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan
ini tidak sesuai dengan teori hukum Archimedes. Karena hasil yang diperoleh
menunjukkan berat air yang dipindahkan dengan berat benda yang dicelupkan tidak
sama namun hasilnya tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan adanya pengambilan
data yang tidak akurat seperti pada saat beban dicelupkan ke dalam zat cair,
beban berayun sehingga air keluar lebih banyak. Sedangkan untuk berat beban yang diukur di
dalam air lebih ringan daripada di udara. Hal ini disebabkan karena beban yang
berada di dalam air mengalami gaya gravitasi dan gaya ke atas (gaya apung)
sehingga beban lebih ringan dan mengakibatkan air keluar dari wadah karena
adanya tekanan dari beban yang dicelupkan.
INTERAKSI DUA BENDA BERMUATAN TERHADAP JARAKNYA
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Setiap benda di
alam ini memiliki sifat kelistrikan, mulai dari benda dengan sifat kelistrikan
lemah sampai benda dengan sifat kelistrikan kuat. Semua partikel bermuatan
tersebut akan memiliki sebuah gaya yang bekerja padanya terhadap muatan lain,
baik untuk tarik-menarik maupun tolak-menolak dari elektron dan proton yang
dimilikinya. Peristiwa ini disebut sebagai listrik statis atau Hukum Coulomb.
Aplikasi ataupun fenomena hukum Coulomb dapat dengan mudah kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya pada proses terjadinya petir. Selain itu,
penerapan lainnya dapat pula kita temui pada mesin pembangkit listrik yang biasa dipakai untuk penelitian di laboratorium (Generator Van de Graff), pada alat
penangkal petir, atau pada alat pendeteksi adanya muatan listrik (Elektroskop).
Menurut Prof.
Yohanes Surya dalam bukunya Listrik dan
Magnet (2009) menyatakan bahwa suatu benda yang digosokkan dengan benda
lain tidak terjadi penciptaan muatan, tetapi hanyalah perpindahan muatan.
Sehingga hal ini menyebabkan benda yang satu akan mempunyai muatan positif
lebih banyak dan benda yang lainnya akan bermuatan negatif lebih banyak. Adapun menurut Ramlawati
dan Yunus (2016), benda yang saling bergesekan akan membuat elektron ditarik
dari satu benda dan dilemparkan ke benda lain. Hal tersebut akan menyebabkan
tumpukan elektron sehingga terjadi muatan negatif pada salah satu benda.
Hilangnya elektron pada benda yang lain menyebabkan terjadinya muatan positif.
Dari berbagai pengaplikasian dan
manfaat dari Hukum Coulomb, masih banyak juga di lingkungan masyarakat yang
belum memahami mengenai konsep dari listrik statis ini. Masyarakat juga belum
dapat memahami sebab-sebab terjadinya
peristiwa di alam ini mengenai adanya perpindahan muatan listrik, misalnya pada
proses terjadinya petir. Bahkan, di lingkungan sekolahpun masih sering ditemui
adanya miskonsepsi mengenai materi listrik statis, baik pada jenjang sekolah
menengah pertama maupun pada jenjang menengah atas.
Berdasarkan hal
tersebut, dengan diadakannya kegiatan praktikum pada Percobaan Interaksi Dua Benda Bermuatan Terhadap Jaraknya ini, maka kita akan dapat
mengatasi berbagai permasalahan yang timbul di sekitaran kita dengan memberikan
pemahaman terhadap berbagai ketidaktahuan dan kekeliruan pemahaman, baik di
lingkungan masyarakat maaupun di lingkungan sekolah.
2.
Tujuan Percobaan
Tujuan yang
ingin dicapai pada Percobaan Interaksi Dua Benda
Bermuatan Terhadap Jaraknya ini adalah
untuk menjelaskan hukum Coulomb.
B.
LANDASAN TEORI
Coulomb
menyatakan bahwa gaya yang terdapat di antara dua buah objek yang sangat kecil,
berada di dalam ruang hampa dan saling dipisahkan oleh jarak yang relative
besar dibandingkan ukurannya sebanding dengan muatan pada masing-masing objek
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya bentuk persamaan :
Di
mana Q1 dan Q2 adalah nilai-nilai positif atau negatif
muatan listrik pada kedua objek R adalah jarak antara kedua objek, dan k adalah
sebuah konstanta kesebandingan. Apabila kita menggunakan Sistem Satuan
International (SI), maka Q dinyatakan dalam coulomb (C ), R dalam meter (m) dan
gaya diukur dalam Newton (N).
Konsistensi
satuan ini dapat dicapai jika konstanta kesebandingan k adalah
Hukum
Coulomb menjabarkan bahwa gaya yang bekerja pada dua benda yang bermuatan
sebesar satu coulomb yang dipisahkan oleh jarak sejauh satu meter di dalam
ruang hampa adalah 9 x 10 N, atau sekitar satu juta ton. Elektron memiliki
massa diam sebesar 9,109 x 10 kg dan memiliki jari-jari dalam kisaran 3,8 x 10
m. Hal ini bukan secara pasti menyatakan bahwa sebuah elektron berbentuk bulat
melainkan sekedar mengindikasikan besarnya wilayah ruang yang memiliki
kemungkinan terbesar memuat sebuah elektron didalamnya (Bandri, 2013).
Hukum
Coulomb memperlihatkan bahwa besaran ɛ0
pada persamaan 12.3 memiliki
dimensi C²/N.m².
Kita akan lihat bahwa
satuan farad, yang akan didefinisikan nanti, memiliki dimensi C²/N.m²,
sehingga satuan F/m di dalam persamaan 12.3 sudah digunakan dengan tepat.
Gambar 12.1 Vektor Gaya pada Hukum Coulomb
Gambar
12.1 menunjukkan bahwa jika Q1 dan Q2 memiliki tanda
positif atau negatif yang sama, maka vektor gaya F2 pada Q2 akan mengarah
kea rah yang sama dengan vektor jarak R12.
Dengan demikian, hukum Coulomb
dapat dijabarkan lagi menjadi
(Back, 2006).
Jika
dinyatakan dalam bentuk vektor, persamaan 112.4 dapat ditulis (dalam sistem
MKS)
atau
Bila muatan titik Q1 berada dititik P1 (x1, y1, z1) dan muatan
titik Q2 di P (x2, y2, z2), maka vektor
gaya Coulomb yang bekerja pada muatan titik
Q1 adalah
Gaya Coulomb yang
bekerja pada muatan titik Q2 adalah
Dari persamaan 12.7 dan 12.8 dapat dilihat dari gaya
Coulomb yang bekerja pada muatan Q1 dan muatan Q2
berlawanan. Sifat berlawanan arah inilah yang menyebabkan Q1 dan Q2
akan saling tarik-menarik apabila keduanya memiliki muatan yang tidak sejenis
akan tolak-menolak bila Q1dan Q2 sejenis (Effendi, 2007).
Arah gaya yang
dikerahkan oleh kedua muatan selalu berada disepanjang garis yang menghubungkan
kedua muatan tersebut. Jika kedua muatan memiliki tanda yang sama, misalnya
positif dengan positif, maka gaya pada muatan akan menjauhi satu sama lain
(saling tolak). Begitu juga sebaliknya jika kedua muatan memiliki tanda yang
berlawanan maka gaya akan mengarah ke muatan yang lainnya (saling tarik).
Gambaran interaksi
masing-masing muatan dapat dilihat pada Gambar 12.2 berikut.
Gambar 12.2 Interaksi
antar partikel bermuatan. (a) muatan sejenis, (b) muatan tidak sejenis
Dalam sistem satuan SI,
satuan untuk muatan adalah coulomb (C). Untuk muatan elementer disimbolkan dengan e dengan nilai sebesar
1,6022 x 10-19 C. Nilai untuk satuan SI pada konstanta k adalah
8,988 x 109 Nm²/C². Konstanta k sering ditulis dengan konstanta lain Ñ”0
yang disebut dengan permitivitas ruang hampa, dimana є0 = 8,85 x 10-12
C²/Nm² (Ramlawati dan Sitti Rahma Yunus, 2016).
C.
METODE PRAKTKUM
1.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada Percobaan Interaksi Dua Benda
Bermuatan Terhadap Jaraknya dapat dilihat pada Tabel 12.1 berikut.
Tabel 12.1 Alat dan
Bahan Percobaan Interaksi Dua Benda Bermuatan Terhadap Jaraknya
No
|
Alat dan Bahan
|
Fungsi
|
1
|
Penggaris
|
Untuk mengukur jarak antara kedua statif
|
2
|
Dua buah Statif
|
Tempat untuk menggantungkan balon
|
3
|
Dua buah balon yang sudah di tiup
|
Sebagai objek pengamatan
|
4
|
Benang
|
Untuk mengikat balon pada statif
|
5
|
Rambut yang kering
|
Sebagai tempat untuk menggosokan balon dan sisir untuk memindahkan
elektronnya
|
6
|
Sisir
|
Sebagai alat yang
digosokankan pada rambut
untuk menerima perpindahan elektron
|
7
|
Kertas
|
Sebagai objek pengamatan
|
8
|
Stopwatch handphone
|
Untuk
menghitung lamanya waktu menggosokkan sisir dan balon pada rambut
|
2.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada Percobaan Interaksi
Dua Benda Bermuatan Terhadap Jaraknya adalah sebagai berikut.
a. Mengamati Interaksi antara Sisir dan Kertas
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menggosok sisir dengan rambut selama 20 s, kemudian mendekatkan sisir dengan kertas lalu mengamati interaksi antara sisir dan
kertas.
3) Mengulangi langkah (2) selama 40 s, kemudian menulis hasil pengamatan pada tabel data
pengamatan yang telah dibuat.
b. Mengamati Interaksi antara Balon dan Balon.
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Menggantungkan kedua balon yang sudah ditiup pada statif
dengan menggunakan benang, seperti pada Gambar 12.3 berikut.
Ganbar 12.3
Rangkaian
Alat dan Bahan Percobaan Interaksi Dua
Benda Bermuatan Terhadap Jaraknya
3) Mengatur jarak antara kedua statif sejauh 0,25 m.
4) Menggosokkan kedua balon pada rambut kering secara bersamaan selama
20 s. Mengamati interaksi yang terjadi ketika balon
dilepas secara perlahan.
5) Mengulangi langkah (c) dan (d) untuk jarak 0,3 m dan
waktu selama 40 s.
6) Mencatat hasil pengamatan pada tabel data pengamatan.
D.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
a.
Data Pengamatan
Data pengamatan pada Percobaan Interaksi Dua Benda
Bermuatan Terhadap Jaraknya adalah sebagai berikut.
1) Mengamati Interaksi antara Sisir dengan Kertas
Data
pengamatan yang diperoleh dengan mengamati interaksi antara sisir dan kertas
dapat dilihat pada Tabel 12.2 berikut.
Tabel 12.2
Data Pengamatan Interaksi antara Sisir dengan Kertas
No
|
Waktu menggosok rambut dengan sisir (detik)
|
Kuat interaksi antara sisir dan kertas
|
1
|
20
|
Kertas tertarik dengan lemah
|
2
|
40
|
Kertas tertarik dengan kuat
|
2) Mengamati Interaksi antara Balon dengan Balon.
Data pengamatan yang diperoleh dengan mengamati interaksi antara balon dan balon dapat dilihat pada Tabel 12.3 berikut.
Tabel 12.3 Data Pengamatan Interaksi antara Balon dengan Rambut
No
|
Waktu
menggosok rambut dan balon (detik)
|
Jarak
(m)
|
Kuat
interaksi
|
1
|
20
|
0,25
|
Balon
tolak menolak dengan kuat
|
0.3
|
Balon
tolak menolak sangat lemah
|
||
2
|
40
|
0,25
|
Balon
tolak menolak dengan sangat kuat
|
0.3
|
Balon
tolak menolak dengan lemah
|
Hasil diskusi:
1) Variasi jarak kedua statif
mempengaruhi besarnya gaya tolak-menolak kedua balon melalui hubungan
berbanding terbalik. Semakin besar jarak kedua statif yang diberikan, maka gaya
tolak-menolak yang bekerja pada kedua balon akan semakin kecil. Sedangkan, jika
semakin kecil jarak yang diberikan, maka gaya tolak-menolak yang bekerja pada
kedua balon tersebut akan semakin besar.
2) Lamanya waktu menggosok mempengaruhi
kuat interaksi antara kedua balon. Semakin lama waktu untuk menggosok kedua
balon pada rambut, maka akan semakin kuat pula interaksi yang terjadi antara
kedua balon. Hal tersebut karena semakin lama waktu untuk menggosokkan kedua
balon pada rambut, maka akan semakin besar pula perpindahan muatan listrik
(elektron) dari rambut, sehinnga akan mempengaruhi besarnya gaya tolak-menolak
atau gaya tarik-menarik pada kedua balon.
2.
Pembahasan
Percobaan interaksi
dua benda bermuatan ini dilakukan melalui dua perlakuan. Perlakuan pertama
adalah mengamati pergerakan
potongan-potongan kertas yang didekatkan dengan sisir yang sebelumnya telah
digosokkan pada rambut, dan perlakuan kedua adalah mengamati yang terjadi
terhadap dua buah balon yang digantung pada statif dengan jarak tertentu yang
sebelumnya juga digosokkan pada rambut.
Pada perlakuan pertama untuk waktu menggosokkan sisir pada
rambut selama 20 detik, kuat interaksi yang terjadi antara sisir dan kertas
adalah lemah. Sedangkan untuk waktu 40 detik penggosokkan, hasil yang diperoleh
adalah sisir dan kertas berinteraksi dengan kuat. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat diketahuai bahwa untuk waktu penggosokkan sisir terhadap rambut selama 40
detik menghasilkan interaksi yang lebih kuat jika dibandingkan dengan durasi
waktu penggosokkan 20 detik. Hal tersebut karena semakin lama waktu penggosokkan sisir terhada
rambut, maka akan semakin banyak pula sisir menerima muatan listrik yaitu
perpindahan elektron dari rambut yang menyebabkan rambut menjadi bermuatan
negatif. Akibatnya, potongan kertas dengan muatan positif akan tertarik lebih
kuat terhadap sisir.
Adapun Pada perlakuan kedua, untuk waktu penggosokkan kedua
balon pada rambut selama 20 detik untuk
jarak kedua statif 0,25 m, diperoleh interaksi yang terjadi antara kedua
balon adalah tolak menolak dengan kuat.
Sedangkan untuk jarak statif 0,3 m diperoleh hasil interaksi antara kedua balon
yaitu tolak menolak dengan sangat lemah. Selanjutnya, pada waktu penggosokkan
kedua balon pada rambut selama 40 detik, untuk
jarak kedua statif 0,25 m diperoleh interaksi yang terjadi antara kedua
balon adalah tolak menolak dengan sangat
kuat, sedangkan untuk jarak statif 0,3 m, diperoleh hasil interaksi antara
kedua balon yaitu tolak menolak dengan lemah. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
diketahuai bahwa interaksi antara dua buah balon yang telah digosokkan pada
rambut akan tolak-menolak. Hal tersebut karena kedua balon yang digosokkan pada
rambut akan menerima perpindahan muatan listrik dari rambut yang berupa
elektron. Akibatnya balon memiliki muatan yang sejenis hingga menyebabkan
interaksi yang dihasilkan kedua balon akan saling tolak menolak. Adapun dari
hasil pengamatan, baik untuk waktu penggosokkan 20 detik maupun 40 detik
diperoleh hasil yang sama yaitu kedua balon mengalami gaya tolak-menolak yang
lebih kuat pada jarak 0,25 m daripada jarak 0.30 m yang lebih jauh. Hal
tersebut karena pada jarak yang lebih dekat, muatan-muatan dari kedua balon
yang sejenis akan dapat berinteraksi lebih mudah dan lebih kuat yang
menimbulkan gaya tolaknya juga akan lebih besar.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat diketahui bahwa
hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori yang ada, dimana gaya tarik
ataupun gaya tolak antara kedua benda bermuatan akan sebanding dengan perkalian
kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Subscribe to:
Posts (Atom)